LUKISAN
BERNYAWA
Karya:
Yudika Simatupang
SMA
Tunas Baru Jin-Seung
( Angel sedang berada
di kamar, memikirkan tentang ajakan Darin, sahabatnya, untuk masuk dalam eskul
tari tradisional.)
“ ahh, kenapa sih si
Darin? Dia itu orang kota, tapi kenapa kayak orang kampung? Masa dia ngajak aku
masuk tari tradisional? Emang sih dia sahabat aku, tapi kan aku gak suka tari
tradisional, aku lebih suka dance modern. Sahabat macam apa sih, kalau dia emang
sahabat aku, seharusnya dia lebih milih ikut dance sama aku. Apalagi dia tau,
kalau aku lagi suka sama Gio, mana mau Gio sama orang kampungan yang bisanya
cuma tari tradisional” gerutuku siang itu saat di rumah sehabis pulang sekolah.
“hoamm, ah ngantuk,
capek mikirin Darin, mending tidur supaya nanti penampilan aku bagus, apalagi
hari ini battle dengan kelompok Gio. Ahh senangnya. Ma, aku tidur ya! Nanti
sore aku mau eskul di sekolah” aku mengambil posisi terbaik untuk tidur, supaya
tampil prima di eskul nanti.
Tak lama setelah aku
berbaring dan tertidur, aku bermimpi. Masuk ke dalam ruangan yang gelap dan
tidak ada seorangpun di sana. Aku sendirian. “ gelap, aku gak lihat apa-apa.
Mama, papa, Darin atau siapapun. Helooo? Ya Tuhan aku dimana? Ini gelap.” Aku
mencoba berjalan dengan meraba.
Tiba-tiba, ada setitik
cahaya yang sangat terang. “ ahh, silau. Cahaya apa ini?” aku mencoba melihat
tetapi tertutupi cahaya. Tiba tiba seorang kakek berdiri di sampingku, dia tak
mengucapkan sepatah kata pun. Ia hanya menunjuk kearah lukisan pertama dari 3
lukisan yang kini berderet di hadapanku.
“ kakek siapa? ( jari
telunjuk sang kakek menuju lukisan pertama, kepalaku mengikuti gerakan
tangannya) lukisan? Seorang penari? Cantik, tapi kayaknya lebih cantik aku. Aku
pegang ya?” aku mengulurkan tanganku ke lukisan itu, mencoba menepis rasa
penasaranku. Tapi saat aku menyentuh lukisan itu, ragaku tertarik masuk ke
dalam lukisan itu, melewati batas ruang dan waktu. Masuk ke dalam dimensi masa
lalu.“ ahhhhhhh, aku dimana?” jeritku ketika tertarik masuk ke dalam lukisan.
Aku menari dan terus
menari, bukan keinginanku, tetapi ada yang menggerakkan tubuhku dan aku tak
bisa menghentikannya. Aku mencoba menahan tetapi tak bisa. Tarian tradisional
dari beberapa daerah di Indonesia terus di peragakan oleh diriku.
“ kakek, kakek, tolong.
Apa yang harus Angel lakukan? Tolong kek, tolong aku. Kayaknya lukisan itu bisa
mengembalikan diriku” aku mencoba memutar kepalaku sampai dapat sebuah ide. Aku
menyentuh lukisan yang kedua. Terlukis seorang penyanyi tradisional. Dan
lagi-lagi, aku masuk menembus dimensi ruang dan waktu.
“ahhh, aku dima” belum
sempat aku menyelesaikan kalimatku, kini mulutku bernyanyi, memang bukan hal
yang sulit, tetapi menjadi sulit jika tak bisa di hentikan. Beberapa lagu
tradisional kini terlantun dari mulutku. Aku mencoba menutup mulutku tetapi
tenaga itu lebih kuat untuk bernyanyi. Aku tak bisa menahan dan lagi-lagi aku
bermaksud menyentuh lukisan yang lain.
Tapi, ini lukisan
terakhir, dan ku perhatikan, tak ada gambar apapun disana. Hanya tertoreh warna
hitam yang menutup setiap sisi lukisan tersebut. Tapi, aku tak punya pilihan
lain, sehingga mau tak mau aku harus menyentuh lukisan terakhir. Meskipun,
perasaanku tak enak tentang lukisan yang satu ini.
Aku menyentuh lukisan
itu, dan kembali ragaku tertarik masuk ke dalam. Kini terowongannya lebih dalam
dan lebih menegangkan. Dan aku kembali menembus ruang dimensi masa depan.
Meninggalkan dimensi masa lalu yang penuh dengan budaya.
“ahhhhh, aku dimana?
Kenapa aku tidak menari dan mulutku bebas aku gerakkan. Huft, kenapa sih
lukisan yang tadi? Masa tubuhku tak berhenti menari dan mulutku tak berhenti
bernyanyi. Eh, tapi aku ada dimana? Di masa depan? Tapi kok kosong? Gak ada
apa-apa disini? Tarian? Nyanyian? Budaya? Kemana? Ahh, sepi, garing, kemana
semua? Loh, itu lukisan yang tadi, kok terbakar? Jadi gak ada budaya di masa
depan? Kemana semua? kan yang aku tau ada banyak budaya di Indonesia, kemana
semua?” aku bingung. Tak ada apa-apa di masa depan.
“kakek, kakek kenapa
pegang tangan aku, dan ahhhh” kini kakek yang tadi ku lihat masuk ke dalam
jiwaku.
“ untuk kalian semua,
untuk kalian bangsa Indonesia, para generasi penerus bangsa. Aku memang hanya
seorang seniman kecil yang tak kalian kenal. Tetapi, aku datang melaui gadis
ini, meminjam raganya untuk menyampaikan pesan para seniman Indonesia. akan
datang suatu masa, dimana kalian tak akan menemukan budaya lagi. Dan kalau itu
sampai terjadi, jangan salahkan siapapun. Itu adalah salah kalian. Jika budaya
akan diambil oleh bangsa lain, atau bahkan Tuhan sendirilah yang akan
mengambilnya dari kalian, semua tak kan bisa kau sesali. Hanya rasa cinta yang
tuluslah yang akan tetap mempertahankannya. Cinta tuk menjaganya, tuk
memeluknya, tuk mendekapnya. Hargai apa yang kalian punya sekarang. Cintai apa
yang kalian miliki saat ini. Jika ia pergi, ia mungkin tak akan kembali.
Mungkin kisah ini akan tersiar ke segala gunung dan lembah. Aku dan yang lain
masih akan masuk kepada kalian seperti gadis ini. Sampai kalian tau bagaimana
mencintai budaya yang kita miliki.” Sesudah kakek itu menyampaikan pesannya
kepada banyak orang disana termasuk aku, ia pergi dan aku kembali tertarik
masuk ke dalam dunia nyata.
“ahh” aku menjerit dan
terjaga dari tidurku. “ Darin, nanti aku jemput loe ya di rumah, aku mau ikut
eskul tari tradisioanal. Toh aku udah ikut fashion show. Jadi aku lebih minat
masuk tari” aku menelepon Darin dan mengutarakan maksudku,
“ aku janji kek, akan
mencintai budayaku. Dan menyarankannya pada setiap orang yang mulai
melupakannya. Tapi aku berharap semua akan tau kisah ini. Kisah tentang lukisan
itu. Lukisan bernyawa” aku menutup kisah tentangnya, lukisan bernyawa
@@@selesai@@@
Casino No Deposit Bonus Codes 2021 | $25 Free + 50 FS
BalasHapusIf you want to claim a free bonus you can enjoy our no deposit casino bonus offers for 토토 사이트 도메인 existing players. We list dafabet the best 상주 출장마사지 casino bonuses online for US 동해 출장마사지 players and 천안 출장마사지