A
|
Anak
jendral dan anak panti? Why not?
ku Andini Angle, orang
yang paling kaya di sekolah ini. Tapi entah mengapa banyak orang tak suka
berteman denganku. Ada yang bilang aku sombong, sok kaya dan omongan lainnya
yang dapat menyayat hati yang mendengar.
“TEEEETTTTT” suara klakson mobil keras sentak
mengejutkanku. Di susul dua orang body guard lengkap dengan baju dan pluit lengkap yang
muncul dari balik mobil. Suara yang berat keluar dari bibir hitamnya “ mari
non” entah apa maksud papa menyewa doa orang body guard untuk mengantar jemput ku.
“ liat tuh anak manja, apa-apa harus di kawal body guard ” ucap Dina, teman sekelasku
yang tak suka padaku. “ iya tuh din ” susul teman Dina, Resti. “ dasar manja!”
ucap Prisil sambil mendorongku hingga terjatuh. Mereka memang tak suka denganku
karena mereka berfikir aku dapat merebut taktha mereka bertiga sebagai THE
PRINCESS of MONEY. “eh, jaga mulut kamu!” salah satu body guard mencoba menegur mereka. “ mari non, masuk. Tuan dan
Nyonya sudah menunggu di rumah” sambung
yang lainnya. Pintu dibukakan agar aku masuk.
Sampai dirumah dua orang penjaga gerbang beserta dua ekor
anjing menyambutku sambil menebarkan
senyum termanis dan gonggongan termerdu mereka, namun aku tak bergairah untuk
membalas sapa mereka. Aku berjalan menaiki tangga, namun kaki terasa kaku saat
berjalan. Ada yang mengganjal otakku
sehingga aku merasa tak semangat.
“ non mau dibuatkan apa? Mau makan atau minum? ” si mbok
menawarkan makan siang padaku. “ nggak usah mbok, angel belum lapar ” jawabku.
“ angel anak mama, baru pulang kok udah nggak semangat sih? Kenapa hayo? Cerita
dong sama mama papa, ya kan pa?” mama mencoba merayuku. “ iya nih anak papa,
kok sedih sih?” sambung papa. “ nggak ada kok pa, ma. Angel cuma capek tadi ada
pelajaran olahraga, Angel istirahat dulu ya ma, pa”.
Aku merebahkan tubuhku di atas kasur, mencoba memejamkan
mata. Masih terbayang jelas peristiwa tadi pagi di sekolah, saat anggota THE
PRINCESS of MONEY menghinaku di depan teman sekelas. Saat mereka mengejekku
anak manja dan menghasut teman-teman untuk menjauhiku dengan mengatakan aku
anak seorang jenderal yang kejam dan bisa membunuh teman-teman jika mereka
berteman denganku. Teman-teman jadi menjauhi ku karena takut dengan papaku,
padahal papaku, papa terbaik di dunia. Mereka salah menilai papaku.
@@@
Pagi yang cerah nan indah, membuatku
semangat memulai hari baru. Walau masih segar dalam ingatanku, saat THE
PRINCESS of MONEY mengejekku. “ ayo dong sayang dimakan, kasihan tuh mbok, udah
capek-capek buat, kok nggak kamu makan sih?” kata mama menyuruhku untuk makan.
“ iya ma” jawabku sembari melirik jam di tanganku yang harganya jutaan dan
tampak sangat indah di tanganku, namun bukan karena mahalnya jam ini aku sayang
padanya, tapi karena papa yang memberinya sebagai hadiah ulang tahunku. Jam
menunjukkan jam setengah tujuh. Aku terlambat. Tak sempat mencicipi nasi goring
buatan mbok, aku langsung meneguk susu di atas meja sampai setengah dari
segelas penuh sudah raib ku teguk.
Sambil berdiri dan menyalam mama papa, aku berpamitan
berangkat ke sekolah. TTEEETT klakson mobil sentak mengagetkanku. Aku masuk
kedalam mobil beserta dua body guard yang
sudah ada lengkap dengan baju nan gagah. Dan mobil GO!
@@@
Aku berjalan menaiki tangga, tepat di ujung tangga, di depan
pintu kelas 11 A, Dina CS sudah menantiku dengan muka sinis. Entah apa yang
mereka fikirkan. Aku tetap berjalan, karena tak ingin mereka menganggapku
seorang yang manja. “eh anak manja, udah nyampe ya anak kesayangan jenderal
Dirga?” dina memulai pembicaraan di ikuti gelak tawa Rasti dan Prisil.
Aku tak ingin bertengkar dengan mereka, aku lewati mereka
dengan muka tersenyum. Karena merasa tersindir mereka mendorongku hingga
terjatuh. “ ADUHH!” jeritku penuh kesakitan. Saat hendak berdiri, sebuah tangan
mencoba meraih tanganku dan membantuku berdiri. Ku sambut tangan itu dengan
senyum, tak ku sangka orang itu Reka Anggita Sari, anak panti yang selalu
direndahkan oleh Dina CS. “eh anak panti nolong anak jenderal” ejek Dina “awas
loh, nanti di penjara lagi sama papanya angel” hasut Prisil. WKWKWKW tawa
mereka menggelegar seperti nenek sihir. Huuhhuu.
Beruntung guru IPS segera datang memecah tawa mereka yang
membahana badai.
@@@
KRIINNGG bel istirahat pun berbunyi, semua siswa segera berhamburan
keluar. Aku menghampiri Reka yang biasanya ada di taman. Ku mulai pembicaraan “
Reka, makasih ya yang tadi, kalo nggak ada kamu, pasti aku udah jadi
bulan-bulanannya Dina deh” “ iya, sama-sama” jawabnya. “ Rey, kamu nggak takut
ya berteman denganku?” tanyaku lagi. “ ya, nggak lah, aku tau papa kamu pasti
nggak seperti yang mereka fikirkan, ya kan” jawabnya. Aku mengangguk setuju.
@@@
Aku merasa lebih ceria semenjak hari itu, Reka mau berteman
denganku, tak ada rasa takut dalam hatinya berteman denganku. Aku sangat
senang, papa dan mama serta seisi rumahpun merasa senang karena aku bisa
kembali ceria seperti yang dulu. Hari-hari ku lalui bersama Reka, suka duka
selalu kami bagikan seorang sendan yang lainnya. Aku senang, Reka mau menerimaku
sebagai anak jendral, dia juga merasa sama, dia senang aku mau berteman
dengannya walaupun dia anak panti. Senangnya!
@@@
TEEETTT klakson mobil seakan menyuruh penjaga gerbang untuk
membukakan gerbang agar mobil bisa masuk ke dalam gerbang. “ wahh, rumah kamu
besar ya? Aku nggak nyangka kamu punya rumah sebesar ini” kagum Reka. “ ah
enggaklah, ini rumah papaku, bukan rumahku” jawabku merendah “ayo masuk”
ajakku, tiba-tiba langkah reka berhenti dan menarik tanganku “Aku malu masuk ke
dalam Ngel, aku hanya anak panti, kalau papamu mengusirku bagaimana? Apa papamu
mau anaknya berteman dengan anak panti?” gumamnya lirih. “sudah ayo masuk,
papaku tidak orang yang seperti itu kok” jawabku meyakinkan. Aku menarik
tangannya.
“ non, sudah pulang ya? Mari non papa sudah menunggu di atas”
si mbok menyambutku dengan tampak lebih semangat. “ini temanku mbok, kenalin,
namanya Reka. Dia anak baik lho mbok” kataku meluruskan karena sepertinya si
mbok bingung, siapa teman yang ku bawa. “ayo Rey, kita ke meja makan, papa mama
sudah menunggu. “iya Ngel” jawabnya pelan.
“siang pa, ma, kenalin ini Reka, teman angel yang Angel
ceritakan, cantik kan, dia baik lagi” kataku memperkenalkannya. “oh, ini Reka,
halo Reka, saya papanya Angel, ini mamanya Angel, kami senang kamu mau berteman
dengan Angel, walaupun banyak orang bilang om jahat ya, tidak seperti itu kok”
papaku memulai pembicaraan. “ iya om, saya juga senang berteman dengan Angel,
dia mau berteman dengan saya padahal saya hanyalah seorang anak panti”
jawabnya. “ nggaklah, semuanya di mata Tuhan sama kok, nggak ada beda antara
anak jenderal dan anak panti, yang penting kalian bisa akur. tante senang, ya
kan?” sambung mama. “ iya tan” jawab reka sedikit pelan.
@@@
Esoknya..
“ Rekaaa, aku sayang
kamu, aku nggak mau dipisahin dari kamu, kamu sahabat aku” kataku pada reka
saat pulang sekolah di taman. “kamu kenapa Ngel? Siapa yang mau pisahin kita?”
jawabnya kebingungan. “ papa menyuruhku sekolah di Inggris, kata papa agar aku
bisa lebih baik, dan aku bisa di terima semua teman di sana. Tapi aku nggak
suka, ini hari terakhir aku sekolah, aku sedih, aku nggak mau Rey, aku nggak
mau” jawabku sambil menitikkan air mata.
“ ya udah, kamu harus yakin kalau semua yang dilakukan orang
tua kamu, untuk kebaikan kamu, kalo emang ini hari terakhir, aku ngucapin
selamat tinggal ya, aku senang bisa berteman dengan kamu, kamu sahabat aku di
sini” kata Reka. “ tapi aku sayang kamu, aku nggak mau pisah dari kamu” kataku.
“ aku juga sayang kamu Ngel, tapi ini yang terbaik buat persahabatan kita,
sampai jumpa ya” katanya. Ku genggam erat tangannya, seakan tak ingin ku
lepaskan, tapi apalah daya, ruang dan waktu menuntut kami untuk melepaskan
genggaman erat itu. Aku sayang kamu Rey .
@@@
Aku masih berhubungan kontak
dengannya. Saling berbagi pengalaman dan cerita seru selama di perkuliahan, aku
kuliah di Inggris, dirinya kuliah di UI melalui jalur beasiswa. Aku selalu
skype-an dengannya melalui laptop yang kuberikan padanya melalui papa. Masih ku
lihat jelas wajahnya yang dulunya tegas, kini terlihat lebih anggun.
@@@
6 tahun setelah perpisahan, aku kembali
ke Indonesia, ku temui Reka di bandara Soekarno-Hatta. Ku peluk erat dirinya,
lebih erat dari pelukan boneka kesayanganku dari reka. Dirinya membalas
pelukanku. Air mata mengalir di matanya dan mataku. Rindu kami mencair seiring
pelukan rindu dari kami.
@@@
3 tahun kemudian,
di hari dan tempat yang sama kami melangsungkan pernikahan, aku menikah dengan
seorang jenderal, Reka pun menikah dengan seorang jenderal. Setelah beberapa
tahun kami menikah, kami melahirkan seorang anak di tahun yang sama dan
mendapat julukan yang sama, mereka sama-sama anak jenderal. Anak kami tumbuh
bersama, persahabatan pun terbentuk seiring kebersamaan mereka.
Hingga satu kali, mereka bertemu seorang anak panti.
Hhhmmmm….
Gimana ya kisah mereka? Kayak kisahku dan Reka kah? Kita tunggu aja ceritanya….
Gimana ya kisah mereka? Kayak kisahku dan Reka kah? Kita tunggu aja ceritanya….
@@@
SELESAI@@@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar