Sabtu, 14 Januari 2017

Cerpen Anak Jendral dan Anak Panti


A
Anak jendral dan anak panti? Why not?
ku Andini Angle, orang yang paling kaya di sekolah ini. Tapi entah mengapa banyak orang tak suka berteman denganku. Ada yang bilang aku sombong, sok kaya dan omongan lainnya yang dapat menyayat hati yang mendengar.
            “TEEEETTTTT” suara klakson mobil keras sentak mengejutkanku. Di susul dua orang  body guard  lengkap dengan baju dan pluit lengkap yang muncul dari balik mobil. Suara yang berat keluar dari bibir hitamnya “ mari non” entah apa maksud papa menyewa doa orang body guard untuk mengantar jemput ku.
        “ liat tuh anak manja, apa-apa harus di kawal body guard ” ucap Dina, teman sekelasku yang tak suka padaku. “ iya tuh din ” susul teman Dina, Resti. “ dasar manja!” ucap Prisil sambil mendorongku hingga terjatuh. Mereka memang tak suka denganku karena mereka berfikir aku dapat merebut taktha mereka bertiga sebagai THE PRINCESS of MONEY. “eh, jaga mulut kamu!” salah satu body guard mencoba menegur mereka. “ mari non, masuk. Tuan dan Nyonya  sudah menunggu di rumah” sambung yang lainnya. Pintu dibukakan agar aku masuk.
        Sampai dirumah dua orang penjaga gerbang beserta dua ekor anjing menyambutku sambil menebarkan senyum termanis dan gonggongan termerdu mereka, namun aku tak bergairah untuk membalas sapa mereka. Aku berjalan menaiki tangga, namun kaki terasa kaku saat berjalan. Ada yang  mengganjal otakku sehingga aku merasa tak semangat.
        “ non mau dibuatkan apa? Mau makan atau minum? ” si mbok menawarkan makan siang padaku. “ nggak usah mbok, angel belum lapar ” jawabku. “ angel anak mama, baru pulang kok udah nggak semangat sih? Kenapa hayo? Cerita dong sama mama papa, ya kan pa?” mama mencoba merayuku. “ iya nih anak papa, kok sedih sih?” sambung papa. “ nggak ada kok pa, ma. Angel cuma capek tadi ada pelajaran olahraga, Angel istirahat dulu ya ma, pa”.
        Aku merebahkan tubuhku di atas kasur, mencoba memejamkan mata. Masih terbayang jelas peristiwa tadi pagi di sekolah, saat anggota THE PRINCESS of MONEY menghinaku di depan teman sekelas. Saat mereka mengejekku anak manja dan menghasut teman-teman untuk menjauhiku dengan mengatakan aku anak seorang jenderal yang kejam dan bisa membunuh teman-teman jika mereka berteman denganku. Teman-teman jadi menjauhi ku karena takut dengan papaku, padahal papaku, papa terbaik di dunia. Mereka salah menilai papaku.

@@@
       
Pagi yang cerah nan indah, membuatku semangat memulai hari baru. Walau masih segar dalam ingatanku, saat THE PRINCESS of MONEY mengejekku. “ ayo dong sayang dimakan, kasihan tuh mbok, udah capek-capek buat, kok nggak kamu makan sih?” kata mama menyuruhku untuk makan. “ iya ma” jawabku sembari melirik jam di tanganku yang harganya jutaan dan tampak sangat indah di tanganku, namun bukan karena mahalnya jam ini aku sayang padanya, tapi karena papa yang memberinya sebagai hadiah ulang tahunku. Jam menunjukkan jam setengah tujuh. Aku terlambat. Tak sempat mencicipi nasi goring buatan mbok, aku langsung meneguk susu di atas meja sampai setengah dari segelas penuh sudah raib ku teguk.

        Sambil berdiri dan menyalam mama papa, aku berpamitan berangkat ke sekolah. TTEEETT klakson mobil sentak mengagetkanku. Aku masuk kedalam mobil beserta dua body guard yang sudah ada lengkap dengan baju nan gagah. Dan mobil GO!

@@@
        Aku berjalan menaiki tangga, tepat di ujung tangga, di depan pintu kelas 11 A, Dina CS sudah menantiku dengan muka sinis. Entah apa yang mereka fikirkan. Aku tetap berjalan, karena tak ingin mereka menganggapku seorang yang manja. “eh anak manja, udah nyampe ya anak kesayangan jenderal Dirga?” dina memulai pembicaraan di ikuti gelak tawa Rasti dan Prisil.
        Aku tak ingin bertengkar dengan mereka, aku lewati mereka dengan muka tersenyum. Karena merasa tersindir mereka mendorongku hingga terjatuh. “ ADUHH!” jeritku penuh kesakitan. Saat hendak berdiri, sebuah tangan mencoba meraih tanganku dan membantuku berdiri. Ku sambut tangan itu dengan senyum, tak ku sangka orang itu Reka Anggita Sari, anak panti yang selalu direndahkan oleh Dina CS. “eh anak panti nolong anak jenderal” ejek Dina “awas loh, nanti di penjara lagi sama papanya angel” hasut Prisil. WKWKWKW tawa mereka menggelegar seperti nenek sihir. Huuhhuu.
        Beruntung guru IPS segera datang memecah tawa mereka yang membahana badai.
@@@
        KRIINNGG bel istirahat pun berbunyi, semua siswa segera berhamburan keluar. Aku menghampiri Reka yang biasanya ada di taman. Ku mulai pembicaraan “ Reka, makasih ya yang tadi, kalo nggak ada kamu, pasti aku udah jadi bulan-bulanannya Dina deh” “ iya, sama-sama” jawabnya. “ Rey, kamu nggak takut ya berteman denganku?” tanyaku lagi. “ ya, nggak lah, aku tau papa kamu pasti nggak seperti yang mereka fikirkan, ya kan” jawabnya. Aku mengangguk setuju.

@@@
        Aku merasa lebih ceria semenjak hari itu, Reka mau berteman denganku, tak ada rasa takut dalam hatinya berteman denganku. Aku sangat senang, papa dan mama serta seisi rumahpun merasa senang karena aku bisa kembali ceria seperti yang dulu. Hari-hari ku lalui bersama Reka, suka duka selalu kami bagikan seorang sendan yang lainnya. Aku senang, Reka mau menerimaku sebagai anak jendral, dia juga merasa sama, dia senang aku mau berteman dengannya walaupun dia anak panti. Senangnya!
@@@
        TEEETTT klakson mobil seakan menyuruh penjaga gerbang untuk membukakan gerbang agar mobil bisa masuk ke dalam gerbang. “ wahh, rumah kamu besar ya? Aku nggak nyangka kamu punya rumah sebesar ini” kagum Reka. “ ah enggaklah, ini rumah papaku, bukan rumahku” jawabku merendah “ayo masuk” ajakku, tiba-tiba langkah reka berhenti dan menarik tanganku “Aku malu masuk ke dalam Ngel, aku hanya anak panti, kalau papamu mengusirku bagaimana? Apa papamu mau anaknya berteman dengan anak panti?” gumamnya lirih. “sudah ayo masuk, papaku tidak orang yang seperti itu kok” jawabku meyakinkan. Aku menarik tangannya.
        “ non, sudah pulang ya? Mari non papa sudah menunggu di atas” si mbok menyambutku dengan tampak lebih semangat. “ini temanku mbok, kenalin, namanya Reka. Dia anak baik lho mbok” kataku meluruskan karena sepertinya si mbok bingung, siapa teman yang ku bawa. “ayo Rey, kita ke meja makan, papa mama sudah menunggu. “iya Ngel” jawabnya pelan.
        “siang pa, ma, kenalin ini Reka, teman angel yang Angel ceritakan, cantik kan, dia baik lagi” kataku memperkenalkannya. “oh, ini Reka, halo Reka, saya papanya Angel, ini mamanya Angel, kami senang kamu mau berteman dengan Angel, walaupun banyak orang bilang om jahat ya, tidak seperti itu kok” papaku memulai pembicaraan. “ iya om, saya juga senang berteman dengan Angel, dia mau berteman dengan saya padahal saya hanyalah seorang anak panti” jawabnya. “ nggaklah, semuanya di mata Tuhan sama kok, nggak ada beda antara anak jenderal dan anak panti, yang penting kalian bisa akur. tante senang, ya kan?” sambung mama. “ iya tan” jawab reka sedikit pelan.
@@@
Esoknya..
“ Rekaaa, aku sayang kamu, aku nggak mau dipisahin dari kamu, kamu sahabat aku” kataku pada reka saat pulang sekolah di taman. “kamu kenapa Ngel? Siapa yang mau pisahin kita?” jawabnya kebingungan. “ papa menyuruhku sekolah di Inggris, kata papa agar aku bisa lebih baik, dan aku bisa di terima semua teman di sana. Tapi aku nggak suka, ini hari terakhir aku sekolah, aku sedih, aku nggak mau Rey, aku nggak mau” jawabku sambil menitikkan air mata.
        “ ya udah, kamu harus yakin kalau semua yang dilakukan orang tua kamu, untuk kebaikan kamu, kalo emang ini hari terakhir, aku ngucapin selamat tinggal ya, aku senang bisa berteman dengan kamu, kamu sahabat aku di sini” kata Reka. “ tapi aku sayang kamu, aku nggak mau pisah dari kamu” kataku. “ aku juga sayang kamu Ngel, tapi ini yang terbaik buat persahabatan kita, sampai jumpa ya” katanya. Ku genggam erat tangannya, seakan tak ingin ku lepaskan, tapi apalah daya, ruang dan waktu menuntut kami untuk melepaskan genggaman erat itu. Aku sayang kamu Rey .
@@@
            Aku masih berhubungan kontak dengannya. Saling berbagi pengalaman dan cerita seru selama di perkuliahan, aku kuliah di Inggris, dirinya kuliah di UI melalui jalur beasiswa. Aku selalu skype-an dengannya melalui laptop yang kuberikan padanya melalui papa. Masih ku lihat jelas wajahnya yang dulunya tegas, kini terlihat lebih anggun.

@@@

6 tahun setelah perpisahan, aku kembali ke Indonesia, ku temui Reka di bandara Soekarno-Hatta. Ku peluk erat dirinya, lebih erat dari pelukan boneka kesayanganku dari reka. Dirinya membalas pelukanku. Air mata mengalir di matanya dan mataku. Rindu kami mencair seiring pelukan rindu dari kami.

@@@

             3 tahun kemudian, di hari dan tempat yang sama kami melangsungkan pernikahan, aku menikah dengan seorang jenderal, Reka pun menikah dengan seorang jenderal. Setelah beberapa tahun kami menikah, kami melahirkan seorang anak di tahun yang sama dan mendapat julukan yang sama, mereka sama-sama anak jenderal. Anak kami tumbuh bersama, persahabatan pun terbentuk seiring kebersamaan mereka.
        Hingga satu kali, mereka bertemu seorang anak panti.
        Hhhmmmm….
       
        Gimana ya kisah mereka? Kayak kisahku dan Reka kah? Kita tunggu aja ceritanya….



@@@ SELESAI@@@

Tidak ada komentar:

Posting Komentar