Sabtu, 21 Januari 2017

naskah monolog lukisan bernyawa


LUKISAN BERNYAWA

Karya: Yudika Simatupang

SMA Tunas Baru Jin-Seung



( Angel sedang berada di kamar, memikirkan tentang ajakan Darin, sahabatnya, untuk masuk dalam eskul tari tradisional.)
“ ahh, kenapa sih si Darin? Dia itu orang kota, tapi kenapa kayak orang kampung? Masa dia ngajak aku masuk tari tradisional? Emang sih dia sahabat aku, tapi kan aku gak suka tari tradisional, aku lebih suka dance modern. Sahabat macam apa sih, kalau dia emang sahabat aku, seharusnya dia lebih milih ikut dance sama aku. Apalagi dia tau, kalau aku lagi suka sama Gio, mana mau Gio sama orang kampungan yang bisanya cuma tari tradisional” gerutuku siang itu saat di rumah sehabis pulang sekolah.
“hoamm, ah ngantuk, capek mikirin Darin, mending tidur supaya nanti penampilan aku bagus, apalagi hari ini battle dengan kelompok Gio. Ahh senangnya. Ma, aku tidur ya! Nanti sore aku mau eskul di sekolah” aku mengambil posisi terbaik untuk tidur, supaya tampil prima di eskul nanti.
Tak lama setelah aku berbaring dan tertidur, aku bermimpi. Masuk ke dalam ruangan yang gelap dan tidak ada seorangpun di sana. Aku sendirian. “ gelap, aku gak lihat apa-apa. Mama, papa, Darin atau siapapun. Helooo? Ya Tuhan aku dimana? Ini gelap.” Aku mencoba berjalan dengan meraba.
Tiba-tiba, ada setitik cahaya yang sangat terang. “ ahh, silau. Cahaya apa ini?” aku mencoba melihat tetapi tertutupi cahaya. Tiba tiba seorang kakek berdiri di sampingku, dia tak mengucapkan sepatah kata pun. Ia hanya menunjuk kearah lukisan pertama dari 3 lukisan yang kini berderet di hadapanku.
“ kakek siapa? ( jari telunjuk sang kakek menuju lukisan pertama, kepalaku mengikuti gerakan tangannya) lukisan? Seorang penari? Cantik, tapi kayaknya lebih cantik aku. Aku pegang ya?” aku mengulurkan tanganku ke lukisan itu, mencoba menepis rasa penasaranku. Tapi saat aku menyentuh lukisan itu, ragaku tertarik masuk ke dalam lukisan itu, melewati batas ruang dan waktu. Masuk ke dalam dimensi masa lalu.“ ahhhhhhh, aku dimana?” jeritku ketika tertarik masuk ke dalam lukisan.
Aku menari dan terus menari, bukan keinginanku, tetapi ada yang menggerakkan tubuhku dan aku tak bisa menghentikannya. Aku mencoba menahan tetapi tak bisa. Tarian tradisional dari beberapa daerah di Indonesia terus di peragakan oleh diriku.
“ kakek, kakek, tolong. Apa yang harus Angel lakukan? Tolong kek, tolong aku. Kayaknya lukisan itu bisa mengembalikan diriku” aku mencoba memutar kepalaku sampai dapat sebuah ide. Aku menyentuh lukisan yang kedua. Terlukis seorang penyanyi tradisional. Dan lagi-lagi, aku masuk menembus dimensi ruang dan waktu.

“ahhh, aku dima” belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, kini mulutku bernyanyi, memang bukan hal yang sulit, tetapi menjadi sulit jika tak bisa di hentikan. Beberapa lagu tradisional kini terlantun dari mulutku. Aku mencoba menutup mulutku tetapi tenaga itu lebih kuat untuk bernyanyi. Aku tak bisa menahan dan lagi-lagi aku bermaksud menyentuh lukisan yang lain.
Tapi, ini lukisan terakhir, dan ku perhatikan, tak ada gambar apapun disana. Hanya tertoreh warna hitam yang menutup setiap sisi lukisan tersebut. Tapi, aku tak punya pilihan lain, sehingga mau tak mau aku harus menyentuh lukisan terakhir. Meskipun, perasaanku tak enak tentang lukisan yang satu ini.
Aku menyentuh lukisan itu, dan kembali ragaku tertarik masuk ke dalam. Kini terowongannya lebih dalam dan lebih menegangkan. Dan aku kembali menembus ruang dimensi masa depan. Meninggalkan dimensi masa lalu yang penuh dengan budaya.
“ahhhhh, aku dimana? Kenapa aku tidak menari dan mulutku bebas aku gerakkan. Huft, kenapa sih lukisan yang tadi? Masa tubuhku tak berhenti menari dan mulutku tak berhenti bernyanyi. Eh, tapi aku ada dimana? Di masa depan? Tapi kok kosong? Gak ada apa-apa disini? Tarian? Nyanyian? Budaya? Kemana? Ahh, sepi, garing, kemana semua? Loh, itu lukisan yang tadi, kok terbakar? Jadi gak ada budaya di masa depan? Kemana semua? kan yang aku tau ada banyak budaya di Indonesia, kemana semua?” aku bingung. Tak ada apa-apa di masa depan.
“kakek, kakek kenapa pegang tangan aku, dan ahhhh” kini kakek yang tadi ku lihat masuk ke dalam jiwaku.
“ untuk kalian semua, untuk kalian bangsa Indonesia, para generasi penerus bangsa. Aku memang hanya seorang seniman kecil yang tak kalian kenal. Tetapi, aku datang melaui gadis ini, meminjam raganya untuk menyampaikan pesan para seniman Indonesia. akan datang suatu masa, dimana kalian tak akan menemukan budaya lagi. Dan kalau itu sampai terjadi, jangan salahkan siapapun. Itu adalah salah kalian. Jika budaya akan diambil oleh bangsa lain, atau bahkan Tuhan sendirilah yang akan mengambilnya dari kalian, semua tak kan bisa kau sesali. Hanya rasa cinta yang tuluslah yang akan tetap mempertahankannya. Cinta tuk menjaganya, tuk memeluknya, tuk mendekapnya. Hargai apa yang kalian punya sekarang. Cintai apa yang kalian miliki saat ini. Jika ia pergi, ia mungkin tak akan kembali. Mungkin kisah ini akan tersiar ke segala gunung dan lembah. Aku dan yang lain masih akan masuk kepada kalian seperti gadis ini. Sampai kalian tau bagaimana mencintai budaya yang kita miliki.” Sesudah kakek itu menyampaikan pesannya kepada banyak orang disana termasuk aku, ia pergi dan aku kembali tertarik masuk ke dalam dunia nyata.
“ahh” aku menjerit dan terjaga dari tidurku. “ Darin, nanti aku jemput loe ya di rumah, aku mau ikut eskul tari tradisioanal. Toh aku udah ikut fashion show. Jadi aku lebih minat masuk tari” aku menelepon Darin dan mengutarakan maksudku,
“ aku janji kek, akan mencintai budayaku. Dan menyarankannya pada setiap orang yang mulai melupakannya. Tapi aku berharap semua akan tau kisah ini. Kisah tentang lukisan itu. Lukisan bernyawa” aku menutup kisah tentangnya, lukisan bernyawa










@@@selesai@@@

1 komentar:

  1. Casino No Deposit Bonus Codes 2021 | $25 Free + 50 FS
    If you want to claim a free bonus you can enjoy our no deposit casino bonus offers for 토토 사이트 도메인 existing players. We list dafabet the best 상주 출장마사지 casino bonuses online for US 동해 출장마사지 players and 천안 출장마사지

    BalasHapus